Bunga yang layu

Kala itu, angin membawa biji dandelion ke sebuah hamparan bunga dandelion. Bukankah itu akan lebih menyenangkan ketika kamu di pertemukan dengan sekawananmu? Tentu saja, Dandelion itu merasa bahagia seperti kembali kerumah. Setibanya menyentuh tanah, tanahpun menerimanya dan membuatnya tumbuh, namun ada yang berbeda. Mereka tampak mirip, namun dia merasa lebih buruk dari tumbuh seorang diri di hamparan ilalang. Mereka bahkan tak sempat menyapa sejak dia tinggal disana, mereka sibuk dengan pertumbuhannya sendiri. Bahkan ketika ilalangpun meski tingginya menjulang mereka merunduk dan melindungi tanaman yang ada dibawahnya.

Perlahan dia perhatikan sekelilingnya, ketika bunga-bunga bermekaran, dan angin menghamburkannya menuju kehidupan yang baru, mereka tak pernah merasa khawatir ataupun bahagia. Seperti sebuah seni kepasrahan tanpa aroma perlawanan, bahkan dia merasa ragu selama apapun mereka hidup bersama apa mereka saling mengenal satu sama lain atau tidak sama sekali.

Waktu tumbuhnya dihabiskan untuk mengamati sekitarnya, bertany-tanya dalam benaknya bagaimana bisa mereka bertahan dengan keadaan seperti itu. Diapun gagal untuk tumbuh, kini bunga dandelion yang tak mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang baru hingga membuatnya layu dan tak berkembang.

Comments